PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN YANG
RELEVAN DI ERA GLOBALISASI
Tujuan
pemberian topic mata Kuliah:
Untuk
memberikan pemahaman mendasar kepada mahasiswa maupun masyarakat Kristen,
tentang dampak dari Globalisasi. Sehingga para orang Kristen khususnya generasi
penerus bijak dalam menjawab tantangan Globalisasi, dengan cara meminimalisir
dampak negative dari Globalisasi.
Pendahuluan
Era
globalisasi identik dengan perkembangan zaman yang semakin modern, dan semakin
praktis. Saat kita mendengar kata Globalisasi kita pasti langsung terpikir
kepada sesuatu yang canggih, dan praktis. Itulah sesungguhnya globalisasi. Jika
dikaji lebih dalam lagi, era globalisasi punya konsekuensi tersendiri, ada
banyak kemudahan yang kita peroleh melalui globalisasi namun ada pula dampak
negative yang justru merugikan kita . pendidikan kita pada akhir-akhir ini
sangat banyak menuntut untuk memperbaiki karakter anak bangsa, hal ini karena
melihat damapk negative dari globalisasi, itulah sesungguhnya yang ingin di
atasi melalui pendidikan saat ini.
Kita
semua tentu kwatir akan masa depan bangsa ini kelak, mengingat banyaknya
tantangn dan godaan terhadap anak-anak saat ini. Hal yang serupa juga dialami
oleh gereja, yaitu kwatir akan masa depan gereja. Jika para generasi penerus
meyimpang dari jalan kebenaran sesuai dengan Firman Tuhan, maka gereja terancam
tutp dan bangsa ini terncam hancur. Namun demikian kita tentu optimis dengan
pendidikan yang kita lakukan hanya saja kita tekun dan mau belajar untuk
mencari jalan keluar yang tepat.
Keluarga
dalam hal ini orang tua sebagai organisasi terkecil, juga tidak terlepas dari
rasa kwatir maupun rasa takut akan keselamatan anaknya. Pada siang hari di
sekolah anak-anak dapt tersambar oleh gelombang ajaran-ajaran yang bertentangan
dengan iman Kristen. Anak dan orangtua pun dapat tersambar gelombang kekeliruan
dan kesalahan dalam pergaulan dengan tetangga dan masyarakat
umum.
Bahkan
sekalipun di rumah sendiri terasa tenang, samabaran itu masih dapat menyusup.
Misalnya , mental bukan Kristen yang berlaku umum yang membanjiri rumah ketika kita
menonton atau menghabiskan waktu di depan layar televise. Pengaruh lingkunagn
bukan Kristen itu tertampilakn dengansangat jelas melalui televisi, misalnya: 1) orang modern tidak
dapat bergaul tanpa segelas bir atau wiski berada di tangan atau di atas
mejanya. 2) kumpul kebo dan perceraian dianggap wajar. 3) orang lain harus
dipukul , disiksa, dibunuh, seolah-olah
manusia tidak mempunyai nilai asasi. 4) kalau sukses tentunya hidup kaya dan
mewah.
Singkatnya
segala hal yang dicela dalam Alkitab
dianggap biasa dan wajar. Pendeta maupun Penginjil yang saleh pun kerap
dianggap sebagai lucu dan ketinggalan
zaman. Itulah salah satu tujuan yang menyesatkan.
Untuk
menjawab berbagai kekwatiran diatas tentu tidak mudah. Harus ada kseriusan dan
kesungguhan dari setiap orang yang mengaku pengikut Kristen, tidak sekedar
pengekuan di mulut. Selain itu, kerja sama yang baik dari semua pihak misalnya
antara orangtua dengan guru dan sebaliknya, orangtua dan pelayan di gereja,
serta gereja dengan sekolah. Dengan jalan itulah tujuan tercapai, dengan
menyerahkan semuanya hanya pada otoritas Kristus sang kepala gereja.
Pendidikan
Agama Kristen adalah upaya untuk mempertemukan anak-anak kepada Yesus Kristus
sehingga dengan pertemuan itu ada pertobatan sejati melalui kuasa Roh
Kudus.
Namun
demikian, pendidikan agama Kristen harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi
masa kini, di era globalisasi. Dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pendidikan, Pendidikan Agama Kristen harus murni
untuk menyampaikan berita Keselamatan yang diterjemahkan sesuai dengan objek
yang menerima pendidikan, sehingga kita tidak perlu kwatiir akan masa depan
anak-anak kita, gereja serta bangsa ini, karena kita mendidik mereka menurut
jalan yang dikehendakiNYa(Amsal 22:6) dan kita percaya Roh Allah bekerja dalam
diri setiap anakNya.
1.Hakekat Globalisasi
Globalisasi (globalization) berasal dari kata globe,
yang artinya mendunia. Jadi globalisasi adalah proses sesuatu yang mendunia.
Globalisasi memiliki dimensi ideology dan teknologi. Dimensi ideology yaitu
kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologis adalah tekonolgi informasi yang telah
menyatukan dunia. Malcom Waters menyatakan
globalisasi sebagai sebuah proses social yang berakibat pembatasan
geografis pada keadaan social
budaya kurang penting yang terjelma di dalam kesadaran orang. Emanuel Ritcher : Globalisasi adalah
jaringan kerja secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya
terpencar-pencar dan terisolasi ke dalam saling ketergantungan dan persatuan dunia jadi globalisasi adalah
sebuah proses dimana antar individu atau kelompok mengalami pergaulan dunia
tanpa memandang latarbelakang maupun jarak.
Era
globalisasi ditandai dengan berbagai kondisi di tengah masyarakat masa kini,
a. Saluran
pergaulan, adanya kontak kebudayaan dan saling mengunjungi antar warga Negara
akan memudahkan seseorang mempelajari dan mengerti kebudayaan asing. Bentuk
pertukaran pelajar, home stay, pertukaran
misi kebudayaan, penyrapan tenaga kerja
asing dan sebagainya membuat seseorang
tidak hanya tinggal diam di Negara lain tetapi secara sadar atau tidak ia akan
menyerap kebiasaan dan pola kehidupan masyarakat setempat
b. Saluran
teknologi, berbagai peralatan teknologi merupakan saluran globalisasi yang
membawa pengaruh sangat besar. Saluran teknologi memiliki potensi perubahan
yang sangat besar bagi masyarakat penggunanya.
c. Saluran
ekonomi, produk-produk baru dapat dengan
cepat diinformasikan kepada konsumen. Hal ini akan mempercepat pola penawaran
dan permintaan di pasar. Bahkan saat ini system bisnis melalui multimedia
sangat banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, misalnya
dengan cara telemarketing, baik melalui pesawat telepon maupun internet.
Kekayaan dan utang suatu Negara dapat diketahui dan dibandingkan dengan kondisi
di Negara lain sehingga hampir tidak ada rahasia yang dapat tertutup rapat.
d. Saluran
media hiburan. Produk-produk hiburan,
seperti film, lagu, dan berbagi jenis produk permainan/game yang beredar dapat
memengaruhi mental masyarakat. Sector
ini dapat diwaspadai dalam upaya pembinaan dan perlindungan generasi muda dari
degradasi moral.
2.
Hal Buruk Dalam Era Globalisasi
Pada
zaman ini manusia menghdapi bermacammacam masalah . misalnya anak nakal,
hubungan suami isteri yang renggang,kakak tertipu adik, depresi, ancaman bunuh
diri, hamil diluar nikah, dan sebagainya. Umumnya msalah-masalah tersebut disebabkan kegagalan dalam pendidikan anak.,
yaitu pembentukan kepribadian dan pola hidup yang seharusnya tuntas pada masa
kecil. Orangtua kurang membaca firman Allah dan tidak menegrti bahwa mereka
yang bertanggung jawab untuk mendidik
dan mengarahkan anak mereka. Pada hal labih baik mencegah semua masalah itu
dari pada mengobatinya.
Masa
pembentukan watak yang paling kritis adalah pada usia di bawah lima
tahun(balita), semntara kepribadian terbentuk pada usia pra sekolah. Pola pikir
dan pengertian seorang anak tentang baik dan buruk hampir terangkum sebelum
menginjak usia dewasa.
Pembentukan
kepribadian yang sehat merupakan tanggung jawab semua orang baik orang tua,
guru di sekolah, ataupun orang yang
dianggap lebih tua atau dapat dipercaya. Bahkan termasuk tugas seorang
pelayan(termasuk pendeta) untuk melihat secara langsung dan juga menangani
seluruh pelayanan termasuk kepada anak di bawah umur sepuluh tahun,.
Situasi
yang sedang dan akan kita hadapi tidak jauh berbeda dengan zaman dahulu . era
globalisasi pertama adalah globalisasi dosa, yang dimulai dari adam dan hawa.
Sejak itu, di sepanjang sejarah umat Israel dan gereja Kristen , kaum beriman
menghadapi perlawanan dan perseteruan. Namun pertentangan itu normal yang baik
berupa kesaksian yang baik dan merupakan pukulan bagi orang berdosa serta
kekalahan bagi si iblis. (YOh 15:9-17; 1 tes 1)
Sejak
zman dahulu kala orang kristen selalu menghadapi orang berdosa bahkan dari
tugas yang nayris tidak berguna dari tahun ke tahun. Era globalisasi ini pun
menghadapkan kita pada situasi yang semakin memburuk , misalnya:
Di
sekolah melalui media massa anak-anak kita di serang dengan ajaran-ajaran yang
bertentangan dengan iman Kristen.
Alkitab diremehkan dengan mengatsnamakan ilmu pengetahuan”modern” pada hal firman Alllah masih berkuasa
memperkokoh anak-anak kita terhadap pengglobalan nilai-nilai buruk, namun
melalui pendidikan modern kaum muda diajarkan bahwa Alkitab merupakan tulisan
yang kolot dan ketinggalan zaman.
Sebenarnya
Roh Allah bersedia menolong orang tua untuk membina anak-anak mereka dalam
menghadapi ancaman itu. Namun sayangnya mutu keluarga pun kini semakin merosot
sehingga kebnayakan orangtua mengabaikan tanggung jawa mereka sebagai pengarah
anak-anak.
Teknologi
modern mengediakan banyak barang baru sehingga orangtua tergoda menjadi materialisme. Mereka sibuk mecari
uang agar bisa membeli barang yang mereka minati.
Adanya
perubahan mental orangtua selama empatpuluh tahuntrakhir ini sangat jelas di Indonesia. Pada Tahun
enampuluan katanya seorang ayah akan dengan bersukacita dan rasa tangung jawab meluangkan waktu untuk
menggendong bayinya dan bermain dengan anak kecilnya. Sekarang kebanyakan ayah
menghabiskan watunya dengan mencari penghasilan tambahan atau menonton
pertandingan sepak bola. Ibu juga bekerja untuk memperoleh barang baru yang
mereka sangat minati sehingga membiarkan anak-anak tidak dididik dengan baik.
Dari
beberapa penjelasan diatas dapat dilihat bahwa yang memerlukan pendidikan Agama
Kristen bukanlah hanya anak-anak melainkan juga orangtua, dan orang dewasa
yaitu mereka menjadi teladan bagi orang-orang di sekitarnya. Oleh sebab itu pendidikan agama Kristen
diupayakan secara sistematis dan terintegrasi di setiap bidang kehidupan.
3. Hakekat Pendidikan Agama Krsten
Secara
umum dapat dipahami bahwa pendidikan adalah upaya pembelajaran yang dilakukan
manusia dengan sadar dan terencana secara berkesinambungan , sehingga terjadi
perubahan tingkh laku menjadi lebih baik.
Pendefinisian tersebut pada dasarnya berlaku juga bagi Pendidikan agama
Kristen, namun harus ditambahkan lagi secara khusus dengan nilai-nilai dan aspek
hidup kekristenan. Salah satu unsure yang terpenting dank has dari kekristenan
yaitu kedatangan yesus Kristus sebagai Juruslamat sebagai bukti kasih Allah akan dunia ini (Yoh
3:16). Allah menyatakan diriNya sebagai manusia, Dia juga merendahkan diriNya
sendiri dan menjadikan diriNya seorang hamba bahkan dengan taat Ia rela mati di
kayu salib (Fil 2:6-8). Dalam D. T Simamora (2011:3), Realitas
teologis di atas menjadi dasar Iman Kristen dibentuk dan dibangun. Itu juga
yang menjadi dasar Praktek Pendidikan Kristen.
Dengan demikian hakekat pendidikan Kristen adalah pewarisan dan
pengkomunikasian nilai-nilai dan sikap-sikap hidup sebagaimana yang dinyatakan
oleh Yesus Kristus yakni kasih dan kesetiaan. Di dalam fakta itu tampak, karya
kasih dan pengorbanan Kristus yang mengerjakan pembebasan bagi manusia terutama
bagi segala dosa dan dampaknya. Karya ini menganugerahkan keselamatan serta
kehidupan yang kekal bagi manusia. Dalam rangka pendidikan Kristen, praktek
pendidikan Kristen adalah sebuah upaya pembebasan manusia dari segala bentuk
penindasan, supaya ia sungguh-sungguh berjuang untuk membebaskan manusia supaya
ia bisa kembali kepada citranya semula sebagaimana maksud penciptaan oleh
Allah. Secara singkat, menjadi manusia baru, itulah hakekat utama pendidikan
agama Kristen.
Menurut
Robert R Boehlke (1997: 802) : Pendidikan
Agama Kristen sebagai tugas panggilan gereja adalah usah untuk menumbuhkan dan
mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan roh kudus dapat
memahami dan menghayati Kasih Allah dalam Yesus Kristus, yang dinyatakan dalam
kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungannya. Selanjutnya Menurut Graendorf dalam Kristianto (2012: 4):
PAK adalah proses pengajaran dan pembelajaran
yang berdasarkan Alkitab berpusat pada Kristus dan bergantung pada kuasa roh kudus, yang membimbing setiap
pribadi pada semua tingkat pertumbuhan
melalui pengajaran masa kini kea rah pengenalan dan pengalaman terencana
dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan, dan memperlengkapi
mereka bagi pelayanan yang efektif yang berpusat pada Kristus sang Guru agung
dan perintah yang mendewasakan para murid.
Sementara menurut Homrighausen
dalam Kristianto (2012: 4): tujuan
PAK adalah pelajar muda dan tua agar memasuki persekutuan yang hidup dengan,
oleh dan dalam Dia sehingga terhisap dalam persekutuan yang mengakui dan
memuliakan namaNya di segala Waktu dan tempat.
Dari beberapa pengertian di atas
maka, Pendidikan Agama Kristen merupakan usaha sadar dan terencana untuk
meletakkan dasar Yesus kristus (2 kor 3:13) dalam pertumbuhan Iman kristen
dengan cara mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi masa kini dan tingkat pertumbuhan orang yang diajari.
4.
Pendidikan Agama Kristen dalam Keluarga
Sesungguhnya pendidikan dimulai dari keluarga. Anak
harus dididik dan didorong untuk menerapkan semua nilai luhur sebagaimana yang
diajarkan Firman Tuhan dan dijauhkan dari segala yang dilarang. Hal yang
terpenting adalah orangtua memilki kerohanian yang berkualitas dan terampil
mendidik anak dibutuhkan anugerah Allah, kemauan dan disiplin diri untuk terus
meningkatkan pertumbuhan kerohanian. Selain itu juga diperlukan hasrat dan
motivasi yang tinggi untuk memperlengkapi diri guna meningkatkan kemampuan yang
berkaitan dengan pendidikan anak.
Orangtua memegang tanggungjawab utama dalam
keluarga. Selanjutnya anggota keluarga yang lain, hanya sebagai yang membantu
atau pelengkap. Keluarga juga bertanggungjwab dalam memberikan teladan kepada
anaknya mendidik mereka dalam kasih dan ajaran Tuhan (Efesus 6:4). Serta
menerima segala keadaan anak mereka. Namundemikian orangtua harus tegas dalam mengajar dan mendisiplinkan
mereka, (band 1 Samuel 2:11-26 tentang kisah anak-anak Eli), memiliki ketekunan
yang tidak instan ( ulangan 6: 6-9), serta konsistensi dalam melakukan
pengajaran dan melakukan firman Tuhan. (Mangapul Sagala, 2006)
Keluarga menyediakan naungan , perlindungan,
pemeliharaan, perasaan, menjadi anggota kelompok, lingkungan belajar dan
landasan yang aman. Dari landasan inilah anak yang dewasa memulai keluarga baru
. hubungan khusus antara Allah dengan umatNya dilakukan melalui keluarga. Untuk menyediakan hal yang diperlukan bagi
perkembangan Rohani dan moral anak-anak, keluarga Kristen dapat memilih salah
satu dari tiga cara pandang berikut ini:
Pertama, keluarga lah yang bertanggungjawab
mengajarkan moral dan hal-hal rohani
kepada anak-anak mereka. Oleh karena itu orangtua sebaiknya tidak
mengharapkan bantuan orang-orang luar. Kedua, pandangan bahwa keluarga
merupakan sumber perkembangan moral dan
rohani bagi anak-anak yang tidak
memadai. Ketiga, pandangan bahwa keluargalah yang memikul tanggung jawab utama.
Walaupun mereka pantas mendapatkan bantuan orang laintanggung jawab atas
perkembangan moral dan rohani anak-anak masih tetap dipegang keluarga. (Ted
Ward, 10)
Menurut Dolores Leckey dalam Harianto (2012: 74)
keluarga merupakan tempat seseorang belajar
dengan cara paling praktis dan konkert
untuk mengasihi orang-orang lain khususnya dalam kelemahan mereka .
dalam keluarga mereka saling terikat oleh janji kehidupan, kehidupan darah dan
komitmen yang utuh.
Anak-anak belajar dari hal yang mereka jalani dalam kehidupan mereka. Mereka menyerap
pengetahuan tentang dunia melalui berbagai kejadian yang mereka amati dan
alami. Seseorang tahu bahwa anak-anak lebih banyak belajar dan mengamati
perilaku orang dewasa dari pada belajar dari perkataan atau nasehat. Dalam pendidikan Agama Krsten di tengah
keluarga, hal yang hendak dicapai adalah :
1.
Hubungan anak dengan Allah secara
Pribadi
2.
Sifat yang saleh, ketaatan, murah hati,
kemurnian, kekudusan, kerendahan hati dan sebagainya.
3.
Kepribadian yang sehat: kebahagiaan
batiniah yang berdasarkan pada kepercayaan diri sendiri dan Allah; rasa hormat
kepada diri sendir dan orang lain; kemampuan bertindak dengan penuh
tanggungjawab.
4.
Kemampuan untuk hidup efektif dengan
orang lain dalam kelompoknya : keterbuakaan, menunjukkan kesetiaan, pengertian
dan pengampunan.
5.
Kemampuan untuk berfikir kritis terutama
dalam menetapkan dan mempertahankan tolak ukur serta nilai yang baik.
6.
Kemampuan untuk bekerja kreatf, dan menunjukkan diri sendiri sevagi pribadi
yang unik
7.
Akal sehat dan penilaian yang baik
Orangtua wajib memfasilitasi untuk menciptakan
kondisi yang menunjang tercapainya tujuan tersebut: a) menciptakan suasana
kasih dan sadar akan kehadiran Allah . meningkatkan kesadarab mengenai
kepemimpinan Kristus dalam keluarga, b) membangun ikatan keluarga yang kuat.
membangun hubungan yang sehat dan selalu menunjukkan rasa hormat seorang kepada yang lain, bahkan ketika
terjadi perselisihan pendapat. C)
menjadikan rumah sebagai pusat
pengetahuan. Bekerja sama untuk menolong setiap pribadi memenuhi
potensinya. D) membangun persekutuan keluarga yang melibatkan semua orang dalam perencanaan dan pencapaian tujuan
keluarga. Saling mendukung serta
menunjukkan kepercayaan dan kesetiaan. E) menjadi pusat kesaksian bagi dunia .
memelihara kasaksian yang terbuka kepada teman-teman dan orang-orang baru dikenal melalui perkataan dan teladan
hidup.
Tujuan akhir PAK dalam keluarga adalah menjadikan
anak-anak serupa denganKristus. Dengan demikian pertobatan menjadi tujuan utama
bagi anak-anak. Mereka tidak akan bertumbuh dalak Kristus jika mereka belum
memutuskan untuk hidup mengikut Yesus.
5.
Pendidikan Agama Kristen dalam Jemaat
Menurut
Brownlee, pendidikan di gereja yang berkaitan dengan pembangunan masyarakat
adalah menolong setiap anggota gereja
memahami kewajiban mereka dalam masyarakat. Dengan demikian gereja perlu
berteologia secara penuh dan mengajarkannya karena Tuhan memberikan kewajiban
kepada gereja untuk mengabarkan dan mengajarkan semua yang dianggap penting
dalam Alkitab.
Jemaat
berada dalam tatanan kehidupan tertentu dengan semua bidang sosial, ekonomi,
politik, budaya di sekitarnya. Itu berarti jemaat turut ditentukan oleh
kehidupan dalam bermasyarakat sekaligus ajakan untuk melakukan sesuatu di tengah kehidupan masyarakat. Hal yang lebih prisip, Karya Allah
berlangsung dalam bentuk tersebut. Dengan demikian jika orang Kristen
sungguh-sungguh ingin hidup untuk Allah
dan memegang janjinya dengan Iman, Allah akan mencukupkan keperluan
orang-orang Kristen sampai akhir hayat.
Cara
Yesus memperlakukan perempuan kanaan yang percaya (Mat 15:21-28) menunjukan
kepada kita bahwa kita harus membuang jauh-jauh budaya yang mendiskriminasi
berdasarkan jenis kelamin, suku, ras , etnis maupun Golongan. Yesus lebih
enhargai sikap hidup yang terbuka, rendah hati dan berkemauan keras untuk
bertobat. Dia menyukai orang yang hatinya teguh karena percaya
Jemaat
Kristen di dunia merupakan miniature keluarga Allah dalam kekekalan. Oleh karena itu keberhasilan
seseorang membangun jemaat Kristen yang benar, pada saat bersamaan merupakan
kesaksian akan jemaat Allah.
Hadiwijono mengatakan
bahwa bentuk kegiatan gereja dapat dibedakan menjadi enam :
1. Ibadah,
yaitu ibadah adalah cara berhubungan dengan Alllah yang benar.
2. Persekutuan.
Gereja adalah persekutuan orang-orang beriman, yang dosa-dosa mereka telah
ditebus Tuhan
3. Pengajaran.
Gereja bertugas mengomunikasikan dan membagikan warisan kebenaran Kristen
kepada umatNya dan semua orang di dunia. Pengajaran ini dapat diberikan dalam
bentuk:
a. Ajaran
gereja(instruction) yaitu, dengan
memberikan informasi tentang fakta-fakta sepserti sejarah gereja,
doktrin-doktrin Kristen
b. Pendidikan
gereja, yang melibatkan seluruh murid dalam proses belajar
c. Pembinaan
gereja. Mirip dengan pendidikan, tetpi hanya lebih mendasar dan tujuannya
mengarah pada penyeerahan diri.
6.
Pendidikan Agama Kristen dalam Masyarakat
Majemuk
Indonesia
adalah pertemuan sekaligus perkumpulan
berbagai agama yang membawa pengaruh bagi sejumlah agama dunia.
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia menunjukkan akan adanya pluralism agama di Indonesia.
Pluralism agama di negeri ini adalah relitas empiris yang tidak bisa
dipungkiri. Pluralism dapat dikatakan sebagi salah satu cirri khas masyarakat
modern dan kelompok sosial yang paling penting dan meungkin merupakan pengemudi
utama dalam kemajuan ilmu pengetahuan, masyarakat dan ekonomi.
Dalam
menghadapi pluralism ada beberapa hal yang harus dipegang orang Kristen
terutama berhubungan dengan pengajarannya. Hal utama yang harus dilakukan umat
Kristen dalam menggali dan mengetahui kebenaran kekristenan dengan
sebak-baiknya. Pengetahuan yang benar tentang kebenaran adalah modal dasar yang
kuat untuk melawan penyesatan.
Pengetahuan utama tentang kebenaran, meliputi beberapa tema utama
kekristenan yaitu:
1. Pentingnya
mengetahui otritas Alkitab yang mutlak, yaitu upaya untuk meyakinkan orang
lain bahwa Alkitab adalah benar dan
mutlak, dengan jalan itulah kita bisa menyampaikan kebenaran beritanya.
2. Keselamatan
adalah hal yang paling utama, keselamatan adalah pusat segalanya. Hidup
seseorang akan sia-sia jika ia belum diselamatkan. Keselamatan akan dimiliki seseorang
dengan baik bila ia mengetahui dan menerima kebenaran dengan baik. Tanpa
mengetahui keeselamatan yang benar seseorang tidak mungkin mengalami
keselamatan. Keselamatan hanya ada di dalam Kristus(Yoh 14:6; Kis 4:12)
3. Memlihara
doktrin pemisahan
Kebenaran yang
disampaikan kaum pluralis tentu sangat mebahyakan posisi orang Kristen. Alkitab
dengan sangat jelas menasehati orang percaya untuk tidak bergaul dengan hal
seperti itu. Kekudusan orang percaya dapat dicapai bila ada pemisahan dari hal
yang tidak kudus. Selam seseorang berkompromi dengan sesuatu yang tidak kudus,
ia tidak akan dapat mempertahankan kekudusannya.
Dalam
upaya membangun kebersaman diperlukan dialog antar umat beragama untuk
menciptakan komunikasi yang baik dan komitmen bersama dalam membangun kehidupan
bersama demi kesejahteraan setiap umat beragama.
8.
Pendidikan
Agama Kristen Di Sekolah
Dalam
dunia pendidikan khusunya PAK, upaya dan langkah-langkah dalam proses
pendidikan diperlukan untuk mencapai keberhasilan. Salah satu cara yang dilakukan
adalah dengan menyusun metode dan pendekatan PAK bagi setiap peserta didik.
Mtode dan pendekatan dalam proses PAK bertujuan membantu peserta didik
memahami dan meyakini setiap isi
pengajaran yang disampaikan pengajar. Setiap pendekatan PAK juga bertujuan
membawa setiap umat Allah memahami dan mengerti arti menjadi umat Alllah dan
mengaplikasikan dalam kehidupan setiap peserta didik sebagai umat Allah.
Akan
tetapi untuk memberikan pemahaman kepada mereka, diperlukan pendekatan yang
mampu memberikan penahaman tentang PAK
dengan menggunakan berbagi metode yng muddah dan mampu ditangkap para peserta
didik. Dengan demikian dibutuhkan para pengajar yang mengerti dan memahami anak
didik dengan segala tingkat perkembangannya. Artinya dosen atau guru harus
benar-benar memiliki kemmpuan inovatif untuk mengembangkan kurikulum yang
sedang dijalankan.
Tujuan
akhir dari setiap metode dan pendekatan yang diberikan harus benar-benar
berorientasi pada pertumbuhan PAK dan
memberikan hasil yang maksimal bagi para peserta didik dengan pengajarn yang
mampu memberikan nilai-nilai kekristenan serta prinsip dan penerapan etika
kekristenan yang benar-benar seimbang
dan selaras dengan kebenaran Firman Tuha serta mampu menumbuhkan iman para
peserta didik. Tujuan akhir dari proses pendidikan adalah setiap peserta didik harus
benar-benar mengerti dan memahami setiap pengajaran yang mereka terima dengam proses pendidikan
serta memberikan kehidupan iman yang
bertumbuh.
PAK
harus tetap berkembang dengan menumbuhkan proses pendidikan yang memiliki kapasitas akdemik yang mampu menghasilkanpeserta didik
yang bertumbuh dalam pengenalan akan firman Tuhan dengan iman kepercayaan
sebagi umat Allah yang hidup dengan
penuh tanggungjwab di dunia serta menjadi dampak bagi masyarakat dalam lingkup
kehidupan sosial yang dapat dihargai dan dihormati di tengah masyarakat luas.
Kesimpulan
Era
globalisasi ditandai dengan semakin kaburnya batas-batas antar wilayah maupun
antar Negara. Globalisasi artinya proses yang mendunia. Globalisasi ditandai
dengan perkembangan ekonomi kea rah perdagangan bebas, masuknya informasi
dengan cepat dan mudah, perkembangan masyarakat yang hidup dalam keberagaman
serta masuknya berbagi produk modern. Banyak dampak yang ditimbulkan
globalisasi seperti individualis, materialis konsumeris, mudahnya masuk ajaran
yang tidak sesuai dengan kekristenan, itu semua menimbulkan kekawatiran bagi
setiap orang akan masa depan anak-anak saat ini, baik orang tua, Guru, pelayan
gereja, dan warga negera.
Untuk
menjawab itu, PAK hadir dengan tujuan
untuk memampukan para peserta didik hidu
di dalam dan sesuai dengan firman Tuhan, melalui tujuan itu diharpkan, anak
didik atau pun masyarakat mampu bertanggung jawab dalam menghadapi dampak
negative globalisasi sehingga tidak tersere arus globalisasi melainkan bijak
menanggapi perkembangan globalisasi.
Daftar Pustaka
Boehlke, Robert. 1997. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktik
PAK, dari Yohannes Amos Comenius sampai Perkembangan PAK di Indonesia.
Jakarta : BPK Gunung Mulia
Brownlee, Marcom. Tugas manusia dalam Dunia milik Tuhan. Jakarta : BPK Gunung Mulia
Hadiwijono,
H. 1979. Iman Kristen. Jakarta : BPK
GM
Harianto,
GP. 2012. Pendidikan Agama Kristen Dalam
Alkitab Dan Dunia Pendidikan Masa Kini.
Yogyakarta : ANDI
Heath,
Standley W. 2010. Teologi pendidikan anak
dasar pelayanan kepada anak. Bandung : yayasan kalam hidup
Kristianto, Paulus Lilik. 2007. Prinsip dan Praktik PAK. Yogyakarta :
ANDI
Lumban
Tobing, Darwin Dr. 2013. Isu-isu Teologi
hangat dan terkini di HKBP. P.Siantar : L SAPA
Simamora, Dame Taruli. 2011. PAK Kepada Remaja dan Pemuda. Medan :
MITRA
Ward, ted. 1979. Nilai Hidup Dimulai dari Keluarga. Malang : Gandum Mas